Senin, 21 Juli 2014

Struktur Hewan - Kulit

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya disebut system integumen. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Lapisan terluar dari tubuh makhluk hidup yang membungkus daging dan lapisan-lapisan didalamnya adalah kulit atau integumen dan ada pula yang menyebutnya cutis. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, serta memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya organisme tidak menguntungkan yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet dari teriknya sinar matahari. Kulit berfungsi pula sebagai alat ekskresi atau bahkan respirasi, karena didalam kulit terdapat pori-pori yang mempermudah jalannya proses ekskresi seperti keluarnya keringat.
            Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa mempelajari salah satu bagian dari tubuh manusia seperti kulit merupaqkan hal yang sangat penting agar penulis maupun pembaca dapat mengetahui lapisan penyusun, struktur, dan fungsi dari kulit dan lapisan-lapisan didalamnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menulis makalah dengan bahasan “Sistem Integumen”

B.     Rumusan Masalah
            Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan kulit?
2.      Apa fungsi dari kulit?
3.      Apa saja lapisan penyusun dari kulit?
4.      Apa yang dimaksud dengan kelenjar kuit?
5.      Apa yang dimaksud dengan derivate kulit dan apa bentuk dari derivate kulit yang ada pada tubuh makhluk hidup?
6.      Apa saja yang termasuk dari bulu orang dalam tubuh makhluk hidup?

C.    Batasan Masalah
            Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terlalu meleluas dari pokok bahasan, maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut:
1.      Pengertian kulit
2.      Fungsi kulit
3.      Lapisan penyusun kuli
4.      Kelenjar kulit
5.      Derivat kulit dan bentuknya
6.      Bulu orang

D.    Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1.      Agar dapat mengetahui konsentrasi pupuk yang dapat merubah dan membentuk pH tanah.
2.      Agar dapat mengetahui populasi cacing tanah (Lumbricus terrestris) dengan kondisi tanah yang konsentrasi pH nya dipengaruhi oleh pupuk.

E.     Manfaat Penulisan
            Makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca mengenai pemahaman yang lebih luas atas bahasan system integument/system kulit beserta fungsi dan bagiannya.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Tinjauan Umum Kulit
                        Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa yang menunjang keberlangsungan fungsinya. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan, yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat). Lapisan terbawah dari epidermis selalu bermitosis sehingga epidermis selalu tumbuh terus. Epidermis dibina oleh sel-selnya dan dermis dibina oleh serat kolagen dan seedikit serat elastis. Dibawah dermis terdapat lapisan tipis perantaraan yang mengikatkan kulit ke jaringan lain seperti otot dan tulang.


Gb. 2.1 Kulit
B.     Fungsi Kulit
                        Peranannya yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup, diantaranya kulit berfungsi sebagai:
1.      Pelindung (Proteksi)
            Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil dalam permukaan kulit. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil). Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
2.      Fungsi absorbs (menyerap)
            Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3.      Penerima rangsang
            Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
4.      Pengatur panas  (Termoregulasi)
            Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
5.      Pengeluaran (ekskresi)
            Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
6.      Penyimpanan
            Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
7.      Penyerapan terbatas
            Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
8.      Penunjang penampilan
            Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
9.      Pembentukan Pigmen
Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
10.  Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
                        Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C.    Lapisan Kulit
                        Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, dalam (dermis), dan bagian terbawah dari kulit.
1.      Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.


Gb. 2.2 Epidermis

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a.    Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
b.       Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c.        Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d.       Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e.        Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2.      Dermis
Kulit jangat atau dermis merupakan tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus bermitosis dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Dermis dibagi atas 2 lapisan, yaitu:
1.      Lapisan papilla
Mengandung lekuk-lekuk papilla, sehingga stratum Malpighi ikut berlekuk-lekuk pula. Jaringa ini mengandung jaringan pengikat longgar, membentuk lapisan bunga karang sehingga disebut pula lapisan spongiosum.
2.      Lapisan retikulosa
Mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen yang yang membina sebagian terbesar tersusun bergelombang rendah, karena susunan seratnya yang padat maka disebut juga lapisan stratum compactum.
3.      Hypodermis
Merupakan lapisan bawah kulit yang terdiri dari jaringan pengikat longgar. Komponennya terdiri dari serat kolagen, elastic, dan sel lemat. Sel-sel lemak membina jaringan lemak (adiposum) pada lapisan ini. Pada orang bisa jadi tebal sekali, dan dapat dijadikan indikator kegemukan jika mengukur ketebalan bagian lapisan kulit lemak di lengan.

D.    Kelenjar Kulit
Didalam kulit trdapat 3 j3nis klenjar, yaitu:
1.      Glandula sebacea (kelenjar minyak bulu)
Kelenjar minyak bulu terdapat sekitar dan bermuara ke akar bulu. Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum (tersusun atas trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini melubrikasi folikel & batang rambut.
Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, & sudut mulut.
2.      Glandula mucosa (kelenjar lendir)

3.      Glandula sudorifera (kelenjar peluh)

E.     Derivat Kulit
                 Salah satu derivate kulit adalah rambut. Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
                 Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut :
a.       Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b.      Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut adalah sebagai berikut:
1.      Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2.      Pengatur suhu
3.      Pendorong penguapan keringat
4.       Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1.      Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2.      Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma, stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks ( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

F.     Bulu Orang
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa system integument merupakan organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya seperti cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan, yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat), serta lapisan terbawah kulit yaitu (hypodermis). Terdapat pula kelenjar-kelenjar kulit, yaitu glandula sebacea, glandula mucosa, dan glandula sudorifera yang masing-masing menunjang tugas pokok dan fungsi kulit. Derivate kulit yang berasal dari dua bahan, yaitu bahan tanduk yang turunannya seperti bulu, kuku, paruh, duri, tanduk, dll. Serta bahan tulang (osein) yang turunan seperti sisik, gigi, rangka luar, dan bagian dalam tanduk. Salah satu turunan dari derivate kulit adalah rambut.
.


Daftar Pustaka

Yatim, Wildan. (1996). Histologi. cetakan kedua. Bandung: Tarsito
 [diakses tanggal 20 Oktober 2013]
[diakses tanggal 20 Oktober 2013]
[diakses tanggal 20 Oktober 2013]



Kuliah Lapangan Zoologi Invertebrata

Nama  : Iis Siti Nurfadilah
NIM     :12542014
Kelas   : 2-B

I.          Tabel Teori

NO
FILUM
KELAS
1
Fillum Porifera
1.      Calcarea
2.      Hexactinellida
3.      Demospongiae
Contoh : Plakortis lita
Adocia turquiosia
2
Fillum Coelenterata
1.      Hydrozoa
2.      Scypozoa
3.      Anthozoa
Contoh : Goniopora sp
Porites sp
Distichopora irregularis
3
Fillum Annelida
1.      Polychaeta
Contoh : Nereis sp
2.      Olygochaeta
3.      Hirudinae
4
Filum Mollusca
1.      Amphineura
2.      Gastropoda
Contoh : Cassis cornuta
Strombus dentatus
Tonna perdix
Tonna cepa
Cypraea Arabica
Cypraea annulus
Cassis sp
Cymatium aquatile
Charonia tritonis
3.      Scaphopoda
Contoh : Dentalium sp
4.      Cephalopoda
5.      Pelecypoda
Contoh : Anodonta sp
5
Filum echinodermata
1.      Asteroidean
2.      Ophiuroidea
Contoh : Bintang ular laut (Ophioderma brevispinum)
3.      Echinoidea
Contoh : Bulu babi (Arbacia punctulata)
Landak laut (Echinus melo)
4.      Holothuroidea
Contoh :
Timun laut/teripang (Curcumaria frondosa)
5.      Crinoidea
6
Filum Arthropoda
1.      Crustacea
Contoh :
Kepiting laut (Scylla serrate)
2.      Onychopora
3.      Arachnoidea
Contoh : Laba-laba (Araneus diadematus)
4.      Chilopoda
5.      Diplopoda
6.      Insecta
Contoh : Belalang padang (Valangan sp)
Capung (Anax imperator)
Jangkrik (Gryllus sp)
Kupu-kupu (Lampides boetras)
Lebah (Apis Andreniformis)
Kumbang kelapa (Orytec rhinoceros)
Belalang Sembah/Congcorang (Stagmomantis carolina)
Semut (Periplaneta sp)



II.       Tabel Pengamatan

NO
FILUM
KELAS
1
Porifera
1.      Demospongiae

Ciri – Ciri kelas Demospongiae:
1)      Pada umumnya hidup di laut, namun beberapa spesies hidup di air tawar.
2)      Umumnya tidak memiliki rangka.
3)      Jika memiliki rangka maka rangka terbuat dari kersik, sponging, atau keduanya.
4)      Tubhnya memiliki pori seperti spons.
5)      Tubuhnya diploblastik.
6)      Hidup berkoloni.

Contoh Spesies:
a. Plakortis lita

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Porifera
Kelas          : Demospongiae
Ordo          : Homosclerophorida
Family        : Plakinidae
Genus         : Plakortis
Species       : Plakortis lita

Morfologi:
Memiliki warna tubuh coklat, warna tersebut berfungsi untuk melindungi tubuh dari sinar matahari. Spesies ini tidak memiliki spikula, namun rangka tubuhnya tersususun dari sponging. Setelah diawetkan warnanya menjadi memucat dan kehitaman, tubuhnya memiliki pori dan seperti spons. Bentuk tubuhnya globular dan ditemukan di daerah pantai yang dangkal serta terkena matahari langsung.

Gambar : 1

b. Adocia turquiosia

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Porifera
Kelas          : Demospongiae
Ordo          : Epipolasida
Family        : Adociadae
Genus         :  Adocia
Species       : Adocia turquiosia

Morfologi:
Memiliki bentuk tubuh seperti batang atau tabung, pada saat didalam air berwarna biru karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Tubuhnya berpori seperti spons dan mirip dengan karet atau kompresibel. Tubuh spesies yang ditemukan berukuran tidak terlalu besar, yaitu panjangnya mencapai 7,5 cm dan lebar 2,5 cm. spesies yang telah diawetkan tidak memiliki warna biru lagi. Hidup di periairan dangkal yang terkena matahari langsung.

Gambar : 2

2
Coelenterata
1.      Anthozoa

Ciri – Ciri kelas Anthozoa:
1)      Meliputi anemone laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut, dan pena laut.
2)      Memiliki bentuk hidup polip.
3)      Polip spesies ini menghasilkan CaCO3 yang membant pembentukan batu karang.
4)      Hidup soliter maupun berkoloni.
5)      Tubuhnya diploblastik, yaitu terdiri dari ectoderm, endoderm, dan diantaranya terdapat mesoglea.
6)      Tidak memiliki kepala, anus, maupun alat peredaran darah.
7)      Rangka luar tersusun dari zat kapur atau kitin.

Contoh Spesies: a. Goniopora sp

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Cnidaria
Kelas          : Anthozoa
Sub kelas    : Hexacorallia
Ordo          : Scleractinia
Family        : Poritidae
Genus         : Goniopora
Species       : Goniopora sp

Morfologi:
Spesies ini memiliki tinggi mencapai 6,5 cm dan ditemukan di daerah pantai landai dengan air yang hangat dan mengburkan setengah tubuhnya ke dalam pasir. Bentuk tubuhnya silindris, dan hidupnya berkoloni. Karena bentuknya menyerupai batu karang yang berbadan batu kapur, maka sering dimanfaatkan sebagai hiasan pada akuarium.

Gambar : 3

b. Porites sp

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Cnidaria
Kelas          : Anthozoa
Ordo          : Scleractinia
Family        : Poritidae
Genus         : Porites
Species       : Porites sp

Morfologi:
Memiliki bentuk hidup polip, bentuknya seperti batu koral karena mengandung CaCO3. Radial koralit hamper membentuk oval yang tersusun merata. Hidup secara berkoloni dan ditemukan didaerah pantai, tidak memiliki sponoglip.

Gambar : 4


c. Distichopora irregularis

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Cnidaria
Kelas          : Anthozoa
Ordo          : Scleractinia
Family        : PDistichoporadae
Genus         : Distichopora
Species       : Distichopora irregularis

Morfologi:
Bentuk tubuhnya seperti tabung kecil dan menyerupai tumbuhan karena memiliki percabangan. Memiliki warna yang cerah. Hidup secara berkoloni dan ditemukan didaerah pantai, tidak memiliki sponoglip. Tinggi spesies yang ditemukan mencapai 4 cm.

Gambar : 5

3
Annelida
1.      Polychaeta

Ciri – Ciri kelas Polychaeta:
1)      Spesies yang berambut banyak.
2)      Hidup bebas di daerah pantai dan didalam pasir maupun batu karang.
3)      Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula sehingga tubuhnya licin.
4)      Makanannya berupa plankton.
5)      Memiliki segmen tubuh.
6)      Dapat dengan mudah memutuskan bagian tubhnya apabila merasa terancam hidupnya.

Contoh Spesies: a. Nereis sp

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Annelida
Kelas          : Polychaeta
Sub kelas    : Palpata
Ordo          : Phyllodocida
Family        : Nereidae
Genus         : Nereis
Species       :
Nereis sp

Morfologi:
Spesies ini berukuran kurang lebih 10 cm. pada setiap segmennya dilengkapi dengan sepasang parapodia (semacam kaki berdaging) dengan rambut yang banyak. System peredaran darah dapat trlihat. Pada saat didalam ait, warnanya merah muda, namun setelah diawetkan warnanya menjadi lebih memucat seperti pada gamabar.

Gambar : 6

4
Mollusca
1.      Gastropoda

Ciri – Ciri kelas Gastropoda:
1)      Memiliki cangkok (rumah) yang berbentuk kerucut terpilin atau spiral.
2)      Memiliki kepala berdaging, mulut, dan 2 pasang tentakel yang diujungnya terdapat mata.
3)      Bentuk tubuh sesuai dengan bentuk cangkok.
4)      Simetri tubuh adalah simetri bilateral.
5)      Adapula gastropoda yang tidak memiliki cangkang atau disebut siput telanjang (vaginula).
6)      Hidup di darat yang bernafas dengan paru-paru, dan hidup di air bernafas dengan insang.

Contoh Spesies: a. Turbo petholatus

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Gastropoda
Super family    : Turbinidae
Sub kelas    : Palpata
Genus         : Turbo
Species
       : Turbo petholatus

Morfologi:
Spesies gastropoda ini berukuran kecil dengan motif cangkang bergantian warna hitam dan cokelat, cangkangnya berpilin ke belakang semakin kecil.

Gambar : 7

b. Cassis cornuta
Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollsca
Kelas          : Gastropoda
Ordo          : Caenogastropoda
Family        : Cassidae
Genus         : Cassis
Species       :
Cassis cornuta
Morfologi:
Spesies ini memiliki cangkang yang bentuknya menyerupai batu karang, dan ukuran cangkangnya cukup besar yaitu mencapai 7 cm. Cangkangnya berpilin ke kanan dan semakin menuju apex ukurannya semakin kecil.

Gambar : 8

c. Strombus dentatus

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Gastropoda
Ordo          : Caenogastropoda
Sub family
: Stromboidea
Family        : Strombidae
Genus         : Strombus
Species       :
Strombus dentatus

Morfologi:
Spesies ini memiliki cangkang yang berpilin dan bentuknya agak memanjang dengan motif cankang berwarna cokelat pada warna dasar cangkang putih. Ukuran spesies Strombus dentatus yang ditemukan berukuran tidak terlalu besar, sekitar 3,5 cm panjangnya.

Gambar : 9

d. Tonna perdix

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Gastropoda
Ordo          : Caenogastropoda
Super family   :
Tonnoidea
Family        : Tonnidae
Genus         : Tonna
Species       :
Tonna perdix

Morfologi:
Spesies ini berukuran kecil dan memiliki cangkang dengan warna dasar hitam, namun ditambah dengan motif warna putih berjajar panjangnya.

Gambar : 10
e. Tonna cepa

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Gastropoda
Ordo          : Caenogastropoa
Super family   :
Tonnoidea
Family        : Tonnidae
Genus         : 
Tonna
Species       :
Tonna cepa

Morfologi:
Spesies gastropoda ini berukuran kecil dan memiliki cangkang dengan warna dasar kuning pudar, namun ditambah dengan warna putih spiral mengelilingi cangkangnya. Gastropoda ini memiliki ukuran tubh yang tidak begitu besar, yaitu sekitar 2 cm dan bentuk cangkang hampir globular.

Gambar : 11

f. Cypraea Arabica

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mullusca
Kelas          : Gastropoda
Genus         :  Cypraea
Species       :
Cypraea Arabica

Morfologi:
Permukaan cangkang spesies ini terlihat berkilau (shiny), seolah-olah itu telah sengaja dipoles. Warna dasar punggungnya berwarna hitam dengan nuansa coklat. Sisi ventral dari cangkang berwarna keabu-abuan. Cangkangnya memiliki ukuran yang cukup besar, yaitu mencapai 6 cm panjangnya dan lebar kurang lebih 4 cm.

Gambar : 12







g. Cypraea annulus

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mullusca
Kelas          : Gastropoda
Genus         : Cypraea
Species       :
Cypraea annulus

Morfologi:
Panjang tubuh Cypraea annulus mencapai 3 cm dan lebarnya 2 cm. Seperti halnya namanya, spesies ini memiliki cangkang yang cukup tebal dan pada bagian punggungnya terdapat lingkaran berwarna kuning seperti cincin. Spesies ini dimanfaatkan untuk mainan bola bekel anak kecil.

Gambar : 13

h. Cassis sp

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollsca
Kelas          : Gastropoda
Ordo          : Caenogastropoda
Super family    :
Tonnoidea
Family        : Cassidae
Sub family : Cassinae
Genus         : Cassis
Species       :
Cassis sp

Morfologi:
Spesies ini merupakan spesies gastropoda yang memiliki cangkang besar dan bentuknya seperti batu karang. Jika dilihat dari kejauhan spesies ini mirip batu karang di pantai.

Gambar : 14









i. Cymatium aquatile

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollsca
Kelas          : Gastropoda
Genus         : 
Cymatium
Species       :
Cymatium aquatile

Morfologi:
Cymatium aquatile memiliki panjang cangkang lebih dari 4 cm, dan pada bagian cangkang spesies gastropoda ini terdapat seperti duri-duri atau bulu halus. Bentung cangkang berpilin ke atas dengan warna kuning dan dilengkapi motif warna coklat.

Gambar : 15

j. Charonia tritonis

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollsca
Kelas          : Gastropoda
Genus         : 
Charonia
Species       :
Charonia tritonis

Morfologi:
Spesies ini merupakan spesies gastropoda yang memiliki bentuk cangkang cukup besar dan berwarna cukup cokelat keunguan dengan motif warna yang lebh cerah pada bagian tubuh cangkangnya. Panjang cangkangnya mencapai 6 cm dan lebar 3 cm. pada waktu masih hidup spesies ini memiliki kaki yang cukup panjang.

Gambar : 16

2.      Scaphopoda

Ciri – Ciri kelas Scaphopoda:
1)      Hidup dengan membenamkan diri di pasir, di laut dangkal, atau sewaktu-waktu di laut dalam.
2)      Memiliki cangkok yang berbentuk tubular.
3)      Bentuk tubuh bulat memanjang.
4)      Tubuhnya ditutupi oleh mantel yang dapat membentuk cangkok tubular dan di kedua ujungnya terbuka.
5)      Memiliki kaki yang menonjol berbentuk kerucut.
Contoh Spesies: a. Dentalium sp

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Scaphopoda
Ordo          : Dentaliumidae
Family        : Dentaliidae
Genus         : dentalium
Species       :
Dentalium sp

Morfologi:
Dentalium sp merupakan spesies scaphopoda yang memiliki bentuk cangkang yang memanjang dan berwarna pucat. Biasanya hidup dengan membenamkan diri di dalam pasir, atau spesies ini disebut dengan cangkok gigi/cangkok gading/taring gajah. Panjang spesies yang ditemukan mencapai 6 cm dengan tekstur cangkok yang halus dan berwarna cerah.

Gambar : 17

3.      Pelecypoda

Ciri – Ciri kelas Pelecypoda:
1)      Meliputi remis, tiran, dan bangsa kepah lain.
2)      Hidup di air tawar maupun air laut.
3)      Pada beberapa jenis membenarkan diri di pasir atau lumpur.
4)      Bergerak perlahan atau lambat dan atau menempel pada objek tertentu.

Contoh Spesies: a. Kerang pantai (Anodonta sp)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Mollusca
Kelas          : Pelecypoda
Ordo          : Eulamellibrochia
Family        : Unionidae
Genus         : Anodonta
Species       :
Anodonta sp

Morfologi:
Spesies ini memiliki 2 belahan cangkang yang disatukan oleh sendi elastic (hinge). Pada permukaannya cukup kasar dan terdapat bulu-bulu halus. Pada permukaan cangkangnya terdapat garis-garis konsentris yang menunjkkan garis pertumbuhan.

Gambar : 18

5
Echinodermata
1.      Ophiuroidea

Ciri – Ciri kelas Ophiuroidea:
1)      Memiliki bentuk tubuh seperti bola cakral kecil.
2)      Memiliki lima buah lengan bulat panjang.
3)      Pada setiap lengan memiliki ruas-ruas yang sama.
4)      Pada bagian lateral tbuhnya terdapat duri sedangkan bagian dorsal dan ventral tubuhnya tidak terdapat duri.
5)      Tidak memiliki pediselaria dan anus.

Contoh Spesies: a. Bintang ular laut (Ophioderma brevispinum)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Ophiuroidea
Ordo          : Ophiurae
Family        : Ophiuridae
Genus         : 
Ophioderma
Species       :
Ophioderma brevispinum

Morfologi:
Ophioderma brevispinum merupakan spesies dari kelas Ophiuroidea yang dapat bergerak bebas, lengan luwes yang tipis memancar dari cakram, kaki tabung dipakai sebagai indera dan untuk makan. Bentuknya seperti ular laut dan dapat ditemukan di laut dangkal maupun dalam dan bersembunyi di bawah bati karang atau rumput laut bahkan mengubur diri dalam lumpur atau pasir karena spesies ini aktif di malam hari. Lengannya mudah tipis, namun memiliki daya regenerasi yang tinggi. Pada bagian mulut yang terletak di bagian pusat tubuh dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang berfngsi sebagai rahang.

Gambar : 19


2.      Echinoidea

Ciri – Ciri kelas Echinoidea:
1)      Memiliki bentuk tubuh kurang lebih globular.
2)      Terdiri atas lima bagian tubuh yang sama.
3)      Tidak memiliki tangan.
4)      Memiliki duri dan pediselaria.
5)      Bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung.
6)      Duri digunakan sebagai pelindung tubuh.

Contoh Spesies: a. Bulu babi (Arbacia punctulata)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Echinoidea
Ordo          : Arbacioida
Family        : Arbaciidae
Genus         : 
Arbacia
Species       :
Arbacia punctulata

Morfologi:
Spesies ini memiliki badan menyatu dalam lempengan atau cakram lempeng, tanpa sinar bebas, tertutup dengan lempeng kapur; beberapa spesies tertutup dengan duri. Gonad dari spesies ini sering dikonsumsi sebagai sea food. Durinya tidak terlalu panjang seperti landak laut, bentuk tubuhnya kurang lebih globular terdiri atas lima bagian tubuh yang sama dan tidak memiliki lengan. Memiliki pediselaria.

Gambar : 20

b. Landak laut (Echinus melo)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Echinoidea
Ordo          : Echinioida
Family        : Echinoiidae
Genus         : 
Echinus
Species       :
Echinus melo



Morfologi:
Echinus melo merupakan spesies dari kelas Echinoidea, memiliki duri yang cukup panjang dan berwarna hitam, apabila berada didalam air terdapat warna biru menyala dari permukaan spesies ini. Spesies ini menggnakan duri-duri panjangnya untuk bergerak dengan bebas. Terkadang spesies ini tidak dapat dibedakan denga bulu babi, namun kita dapat membedakannya salah satunya dengan panjang duri yang dimiliki oleh spesies tersebut. Landak laut memiliki duri yang lebih panjang dari bulu babi.

Gambar : 21

3.      Holothuroidea
Ciri – Ciri kelas Holothuroidea:
1)      Bentuk tubuh bulat panjang, oval, atau menyerupai cacing dewasa dengan warna tubh yang bermacam-macam.
2)      Tidak memiliki lengan, duri, dan pediselaria.
3)      Memiliki tentakel pada bagian mulut yang dapat dikeluar masukkan.
4)      Tubuhnya dilindungi oleh kutikula.

Contoh Spesies: a. Timun laut/teripang (Curcumaria frondosa)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Holothuroidea
Ordo          : Dendrochirotida
Family        : Curcumariidae
Genus         : 
Curcumaria
Species       :
Curcumaria frondosa

Morfologi:
Spesies ini bergerak bebas, bpanjangnya mencapai 12 cm, dengan mulut di satu ujungnya. Memiliki tentakel yang dapat dikeluar-masukkan. Spesies dewasa menyerupai cacing dewasa dengan warna tubuh yang bermacam-macam, tidak memiliki lengan, pediselaria, dan duri. Dinding tubuh terdiri dari otot sirkular dan otot longitudinal serta ditutupi oleh kutikula. Pada bagian ventral memiliki 3 buah kaki tabung.

Gambar : 22
6
Arthropoda
1.      Crustacea

Ciri – Ciri kelas Crustacea:
1)      Hidup di air laut maupun air tawar.
2)      Bernafas menggunakan insang.
3)      Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian,yaitu Chepal, Thorax, dan Abdomen.

Contoh Spesies: a. Kepiting laut (Scylla serrate)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Crustacea
Ordo          : Decapoda
Family        : Portunidae
Genus         : Scylla
Species       : Scylla serrate

Morfologi:
Spesies ini mempunyai kaki yang berbuku – buku, tubuhnya bersegmen – segmen, seluruh tubuhnya tertutup oleh eksoskeleton yang terbuat dari zat kitin, kepala kepiting terbentuk sebagai persatuan segmen dan kadang – kadang bersatu dengan dada membentuk chephalotorax. Bentuk tubuhnya simetris bilateral, mempunyai sepasang kaki capit yang besar di bagian anterior yang berfungsi unuk menangkap mangsanya dan untuk melindungi diri dari bahaya musuh. Alat respirasinya berupa insang.

Gambar : 23

2.      Arachnoidea

Ciri – Ciri kelas Arachnoidea:
1)      Tubhnya terdiri dari dua bagian,yaitu Cephalothorax dan abdomen.
2)      Tidak memiliki antenna.
3)      Memiliki 4 pasang kaki jalan.
4)      Memiliki mata sederhana biasanya 8 buah di bagian kepala.
5)      Pernafasannya selain dengan trakea, juga dengan paru-paru buku.


Contoh Spesies: a. Laba-laba (Araneus diadematus)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Arachnoidea
Ordo          : Araneae
Family        : Aranidae
Genus         : Araneus
Species       : Araneus diadematus

Morfologi:
Spesies ini memiliki dua bagian tubuh, yaitu chepalothorax dan abdomen. Merupakan hewan berbuku-buku dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Pada bagian ujung abdomen terdapat spinneret yang digunakan untuk membuat jarring-jaring/sarang, serta saluran racun pada bagian taring. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal.

Gambar : 24

3.      Insecta

Ciri – Ciri kelas Arachnoidea:
1)      Tubhnya terdiri menjadi 3 bagian yaitu kepala (cephal), dada (thorax), dan perut (abdomen).
2)      Memiliki sepasang antenna pada bagian kepala.
3)      Memiliki 3 pasang kaki pada bagian dada.
4)      Memiliki 1 atau 2 pasang sayap.
5)      Pernafasannya selain menggunakan tabung udara atau disebut trakea.

Contoh Spesies: a. Belalang padang (Valangan sp)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Orthoptera
Genus         : Valanga
Species       : Valangan sp



Morfologi:
Spesies ini merupakan belalang padang yang berwarna coklat, biasanya hidup di padang ilalang. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna, kaki belakang lebih panjang dari kaki depannya karena digunakan untuk meloncat. Memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah. Memiliki sepasang sayap.

Gambar : 25

b. Capung (Anax imperator)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Neuroptera
Family        : Aeschnidae
Genus         : Anax
Species       :
Anax imperator


Morfologi:
Anax imperator merupakan spesies insect yang memiliki3 pasang kaki pada bagian dada (thorax) disertai pula dengan 2 pasang sayap seperti membrane. Memiliki sepasang mata majemuk yang besar dan memiliki antenna yang pendek. Abdomen/perut spesies ini sering disebut sebagai ekornya karena bentuknya yang memanjang. Warna spesies inipun beragam.

Gambar : 26

c. Jangkrik (Gryllus sp)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Orthoptera
Super family   : Grylloidea
Family        : Gryllidae
Genus         : Gryllus
Species       : Gryllus sp



Morfologi:
Spesies ini memiliki tipe pengunyah, memiliki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau ada juga yang tidak bersayap. Jangkrik, familia Gryllidae, adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya.

Gambar : 27

d. Kupu-kupu (Lampides boetras)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Lepidoptera
Family        : Lycaenidae
Genus         : Lampides
Species       :
Lampides boetras


Morfologi:
Memiliki sepasang sayap yang beragam dan indah, hal ini disebabkan karena sayap kupu-kupu terdiri dari sisik-sisik. Memiliki sepasang antenna dan pada bagian perutnya berwarna dasar hitam dengan corak warna putih.

Gambar : 28


e. Lebah (Apis Andreniformis)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Hymenoptera
Family        : Apidae
Genus         : Apis
Species       : Apis Andreniformis
Morfologi:
Tubuh lebah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Memiliki 3 pasang kaki dan memiliki sayap. Pada bagian kepala terdapat pula sepasang antenna.

Gambar : 29

f. Kumbang kelapa (Orytec rhinoceros)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Coleoptera
Family        : Scarabicidae
Genus         : Orytec
Species       : Orytec rhynoceros

Morfologi:
Kumbang ini berwarna gelap sampai hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, spesies ini memiliki cangkang/sayap yang cukup keras untuk melindungi diri. Merupakan hama pada pohon kelapa.

Gambar : 30

g. Belalang Sembah/Congcorang (Stagmomantis carolina)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Insecta
Ordo          : Orthoptera
Family        : Mantidae
Genus         : Stagmomantis
Species       :Stagmomantis carolina

Morfologi:
Memiliki 3 pasang kaki, dua pasang kaki belakang untuk berjalan dan satu pasang kaki depan untuk menangkap mangsa. Kaki depan  sangat besar, kuat, dan berduri ntuk mencengkram mangsanya. Untuk menghindari pemangsa, spesies ini akan menyamar menjadi seperti daun atau  ranting.

Gambar : 31
h. Semut (Periplaneta sp)

Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Arthropoda
Kelas          : Arachnida
Ordo          : Orthoptera
Family        : Blattellidae
Genus         : Periplaneta
Species       : Periplaneta sp.
Semut (Formica yessensis)

Morfologi:
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).

Gambar : 32