BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya disebut system integumen. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Lapisan
terluar dari tubuh makhluk hidup yang membungkus daging dan lapisan-lapisan didalamnya
adalah kulit atau integumen dan ada pula yang menyebutnya cutis. Kulit
merupakan organ tubuh yang paling luas, serta memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
organisme tidak menguntungkan yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan
radiasi ultraviolet dari teriknya sinar matahari. Kulit
berfungsi pula sebagai alat ekskresi atau bahkan respirasi, karena didalam
kulit terdapat pori-pori yang mempermudah jalannya proses ekskresi seperti
keluarnya keringat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
diketahui bahwa mempelajari salah satu bagian dari tubuh manusia seperti kulit
merupaqkan hal yang sangat penting agar penulis maupun pembaca dapat mengetahui
lapisan penyusun, struktur, dan fungsi dari kulit dan lapisan-lapisan
didalamnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menulis makalah dengan bahasan
“Sistem Integumen”
B.
Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang yang
diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan kulit?
2. Apa
fungsi dari kulit?
3. Apa
saja lapisan penyusun dari kulit?
4. Apa
yang dimaksud dengan kelenjar kuit?
5. Apa
yang dimaksud dengan derivate kulit dan apa bentuk dari derivate kulit yang ada
pada tubuh makhluk hidup?
6. Apa
saja yang termasuk dari bulu orang dalam tubuh makhluk hidup?
C.
Batasan
Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan
tidak terlalu meleluas dari pokok bahasan, maka penulis membuat batasan masalah
sebagai berikut:
1. Pengertian
kulit
2. Fungsi
kulit
3. Lapisan
penyusun kuli
4. Kelenjar
kulit
5. Derivat
kulit dan bentuknya
6. Bulu
orang
D.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya
penelitian ini adalah:
1. Agar
dapat mengetahui konsentrasi pupuk yang dapat merubah dan membentuk pH tanah.
2. Agar
dapat mengetahui populasi cacing tanah (Lumbricus
terrestris) dengan kondisi tanah yang konsentrasi pH nya dipengaruhi oleh
pupuk.
E.
Manfaat
Penulisan
Makalah
ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca mengenai pemahaman yang lebih luas
atas bahasan system integument/system kulit beserta fungsi dan bagiannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
Umum Kulit
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup". Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada
bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa yang menunjang keberlangsungan
fungsinya. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan, yaitu jaringan epitel yang
menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat). Lapisan terbawah dari epidermis
selalu bermitosis sehingga epidermis selalu tumbuh terus. Epidermis dibina oleh
sel-selnya dan dermis dibina oleh serat kolagen dan seedikit serat elastis.
Dibawah dermis terdapat lapisan tipis perantaraan yang mengikatkan kulit ke
jaringan lain seperti otot dan tulang.
Gb. 2.1 Kulit
B.
Fungsi Kulit
Peranannya
yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup, diantaranya kulit berfungsi
sebagai:
1.
Pelindung (Proteksi)
Kulit
menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi
(lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar
ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan
penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. lapisan tanduk
berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi
tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan
paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil dalam permukaan kulit. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam
asetil). Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum
yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat
lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
2.
Fungsi absorbs (menyerap)
Kulit yang sehat tidak mudah
menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih
mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap
O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau
melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3.
Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai
rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin,
tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
4.
Pengatur panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui
dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6
derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi perubahan
pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian
seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu
fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
5.
Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu
yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui
pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang
dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga
melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang
tidak disadari.
6.
Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam
kelenjar lemak.
7.
Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat
tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi
lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea),
merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
8.
Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan
kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan.
9.
Pembentukan Pigmen
Set
pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh
alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui
tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag.
Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh
tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
10. Pembentukan
vitamin D
Dengan
mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi
kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Fungsi lain dari kulit
yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun konstraksi otot penegak rambut.
C.
Lapisan
Kulit
Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, dalam
(dermis), dan bagian terbawah dari kulit.
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1
milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada
dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan
antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke
dalam epidermis.
Gb. 2.2 Epidermis
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit,
yaitu :
a.
Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih,
tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan
sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah
baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk
jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri
dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru
setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat
terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan
kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki
diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih
lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena
melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata
serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas
kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk
mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga
mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya
serap air yang cukup besar.
b.
Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak
tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk
dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih
yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar
(tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c.
Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung
butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut.
Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d.
Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling
berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap
sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel
pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan
kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel
halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan
taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal
lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e.
Lapisan benih (stratum germinativum atau
stratum basale
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel
torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina
basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh
lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan
fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah
banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas,
akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel
bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen
melanin kulit.
2.
Dermis
Kulit jangat
atau dermis merupakan tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar
kandung rambut, terus-menerus bermitosis dalam membentuk batang rambut.
Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak
yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering
disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit.
Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling
tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak
tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai
rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas,
dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau
sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan
mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan
menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan
kulit melalui pori-pori kulit.
Pada
dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut
kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang
elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan
kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa
luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini
disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri
seperti yang dimiliki kulit ari.
Dermis
dibagi atas 2 lapisan, yaitu:
1.
Lapisan papilla
Mengandung
lekuk-lekuk papilla, sehingga stratum Malpighi ikut berlekuk-lekuk pula.
Jaringa ini mengandung jaringan pengikat longgar, membentuk lapisan bunga
karang sehingga disebut pula lapisan spongiosum.
2.
Lapisan retikulosa
Mengandung
jaringan pengikat rapat dan serat kolagen yang yang membina sebagian terbesar
tersusun bergelombang rendah, karena susunan seratnya yang padat maka disebut
juga lapisan stratum compactum.
3.
Hypodermis
Merupakan
lapisan bawah kulit yang terdiri dari jaringan pengikat longgar. Komponennya
terdiri dari serat kolagen, elastic, dan sel lemat. Sel-sel lemak membina
jaringan lemak (adiposum) pada
lapisan ini. Pada orang bisa jadi tebal sekali, dan dapat dijadikan indikator
kegemukan jika mengukur ketebalan bagian lapisan kulit lemak di lengan.
D.
Kelenjar
Kulit
Didalam kulit trdapat 3
j3nis klenjar, yaitu:
1. Glandula
sebacea (kelenjar minyak bulu)
Kelenjar minyak bulu terdapat
sekitar dan bermuara ke akar bulu. Kelenjar minyak mensekresi substansi yang
berminyak yang disebut sebum (tersusun atas trigliserida, asam lemak
bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini melubrikasi folikel
& batang rambut.
Terdapat pada hampir setiap folikel
rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, & sudut mulut.
2.
Glandula mucosa (kelenjar lendir)
3.
Glandula sudorifera (kelenjar peluh)
E.
Derivat
Kulit
Salah
satu derivate kulit adalah rambut. Rambut merupakan struktur berkeratin
panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan
diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis,
klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti
kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon
kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid.
Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut
yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus
rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis
mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut
terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2
jenis rambut :
a.
Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus
( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut adalah sebagai berikut:
1.
Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis
mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung
(vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur
suhu
3. Pendorong
penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase
pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut
tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 %
dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada
satu saat.
2. Fase
Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50
–100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi
trauma, stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin.
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks ( rambut
wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas
dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme (
pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
F. Bulu Orang
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari hasil
pembahasan dapat disimpulkan bahwa system integument merupakan organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Kulit merupakan organ yang paling
luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya seperti cahaya matahari yang mengandung
sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan,
yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat), serta
lapisan terbawah kulit yaitu (hypodermis). Terdapat pula kelenjar-kelenjar
kulit, yaitu glandula sebacea, glandula mucosa, dan glandula sudorifera yang
masing-masing menunjang tugas pokok dan fungsi kulit. Derivate kulit yang
berasal dari dua bahan, yaitu bahan tanduk yang turunannya seperti bulu, kuku,
paruh, duri, tanduk, dll. Serta bahan tulang (osein) yang turunan seperti sisik, gigi, rangka luar, dan bagian
dalam tanduk. Salah satu turunan dari derivate kulit adalah rambut.
.
Daftar Pustaka
Yatim,
Wildan. (1996). Histologi. cetakan
kedua. Bandung: Tarsito
(http://lifestyle-ongky816.blogspot.com/2010/10/sistem-integumen-kulit.html)
[diakses tanggal 20 Oktober
2013]
[diakses tanggal 20
Oktober 2013]
[diakses
tanggal 20 Oktober 2013]
[diakses
tanggal 20 Oktober 2013]