Senin, 21 Juli 2014

Struktur Hewan - Kulit

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya disebut system integumen. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Lapisan terluar dari tubuh makhluk hidup yang membungkus daging dan lapisan-lapisan didalamnya adalah kulit atau integumen dan ada pula yang menyebutnya cutis. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, serta memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya organisme tidak menguntungkan yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet dari teriknya sinar matahari. Kulit berfungsi pula sebagai alat ekskresi atau bahkan respirasi, karena didalam kulit terdapat pori-pori yang mempermudah jalannya proses ekskresi seperti keluarnya keringat.
            Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa mempelajari salah satu bagian dari tubuh manusia seperti kulit merupaqkan hal yang sangat penting agar penulis maupun pembaca dapat mengetahui lapisan penyusun, struktur, dan fungsi dari kulit dan lapisan-lapisan didalamnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menulis makalah dengan bahasan “Sistem Integumen”

B.     Rumusan Masalah
            Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan kulit?
2.      Apa fungsi dari kulit?
3.      Apa saja lapisan penyusun dari kulit?
4.      Apa yang dimaksud dengan kelenjar kuit?
5.      Apa yang dimaksud dengan derivate kulit dan apa bentuk dari derivate kulit yang ada pada tubuh makhluk hidup?
6.      Apa saja yang termasuk dari bulu orang dalam tubuh makhluk hidup?

C.    Batasan Masalah
            Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terlalu meleluas dari pokok bahasan, maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut:
1.      Pengertian kulit
2.      Fungsi kulit
3.      Lapisan penyusun kuli
4.      Kelenjar kulit
5.      Derivat kulit dan bentuknya
6.      Bulu orang

D.    Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1.      Agar dapat mengetahui konsentrasi pupuk yang dapat merubah dan membentuk pH tanah.
2.      Agar dapat mengetahui populasi cacing tanah (Lumbricus terrestris) dengan kondisi tanah yang konsentrasi pH nya dipengaruhi oleh pupuk.

E.     Manfaat Penulisan
            Makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca mengenai pemahaman yang lebih luas atas bahasan system integument/system kulit beserta fungsi dan bagiannya.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Tinjauan Umum Kulit
                        Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa yang menunjang keberlangsungan fungsinya. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan, yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat). Lapisan terbawah dari epidermis selalu bermitosis sehingga epidermis selalu tumbuh terus. Epidermis dibina oleh sel-selnya dan dermis dibina oleh serat kolagen dan seedikit serat elastis. Dibawah dermis terdapat lapisan tipis perantaraan yang mengikatkan kulit ke jaringan lain seperti otot dan tulang.


Gb. 2.1 Kulit
B.     Fungsi Kulit
                        Peranannya yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup, diantaranya kulit berfungsi sebagai:
1.      Pelindung (Proteksi)
            Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil dalam permukaan kulit. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil). Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
2.      Fungsi absorbs (menyerap)
            Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3.      Penerima rangsang
            Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
4.      Pengatur panas  (Termoregulasi)
            Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 derajat Celcius. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
5.      Pengeluaran (ekskresi)
            Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
6.      Penyimpanan
            Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
7.      Penyerapan terbatas
            Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
8.      Penunjang penampilan
            Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
9.      Pembentukan Pigmen
Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
10.  Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
                        Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C.    Lapisan Kulit
                        Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, dalam (dermis), dan bagian terbawah dari kulit.
1.      Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.


Gb. 2.2 Epidermis

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a.    Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
b.       Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c.        Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d.       Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e.        Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2.      Dermis
Kulit jangat atau dermis merupakan tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus bermitosis dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Dermis dibagi atas 2 lapisan, yaitu:
1.      Lapisan papilla
Mengandung lekuk-lekuk papilla, sehingga stratum Malpighi ikut berlekuk-lekuk pula. Jaringa ini mengandung jaringan pengikat longgar, membentuk lapisan bunga karang sehingga disebut pula lapisan spongiosum.
2.      Lapisan retikulosa
Mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen yang yang membina sebagian terbesar tersusun bergelombang rendah, karena susunan seratnya yang padat maka disebut juga lapisan stratum compactum.
3.      Hypodermis
Merupakan lapisan bawah kulit yang terdiri dari jaringan pengikat longgar. Komponennya terdiri dari serat kolagen, elastic, dan sel lemat. Sel-sel lemak membina jaringan lemak (adiposum) pada lapisan ini. Pada orang bisa jadi tebal sekali, dan dapat dijadikan indikator kegemukan jika mengukur ketebalan bagian lapisan kulit lemak di lengan.

D.    Kelenjar Kulit
Didalam kulit trdapat 3 j3nis klenjar, yaitu:
1.      Glandula sebacea (kelenjar minyak bulu)
Kelenjar minyak bulu terdapat sekitar dan bermuara ke akar bulu. Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum (tersusun atas trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini melubrikasi folikel & batang rambut.
Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, & sudut mulut.
2.      Glandula mucosa (kelenjar lendir)

3.      Glandula sudorifera (kelenjar peluh)

E.     Derivat Kulit
                 Salah satu derivate kulit adalah rambut. Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
                 Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut :
a.       Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b.      Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut adalah sebagai berikut:
1.      Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2.      Pengatur suhu
3.      Pendorong penguapan keringat
4.       Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1.      Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2.      Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma, stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks ( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

F.     Bulu Orang
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa system integument merupakan organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya seperti cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit tumbuh dari dua macam jaringan, yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam/jangat), serta lapisan terbawah kulit yaitu (hypodermis). Terdapat pula kelenjar-kelenjar kulit, yaitu glandula sebacea, glandula mucosa, dan glandula sudorifera yang masing-masing menunjang tugas pokok dan fungsi kulit. Derivate kulit yang berasal dari dua bahan, yaitu bahan tanduk yang turunannya seperti bulu, kuku, paruh, duri, tanduk, dll. Serta bahan tulang (osein) yang turunan seperti sisik, gigi, rangka luar, dan bagian dalam tanduk. Salah satu turunan dari derivate kulit adalah rambut.
.


Daftar Pustaka

Yatim, Wildan. (1996). Histologi. cetakan kedua. Bandung: Tarsito
 [diakses tanggal 20 Oktober 2013]
[diakses tanggal 20 Oktober 2013]
[diakses tanggal 20 Oktober 2013]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar