Minggu, 28 September 2014

Aplikasi Karakter Dasa Dharma Pramuka

APLIKASI DASA DHARMA PRAMUKA DALAM KARAKTER ANAK BANGSA

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam pelantikan pramuka pandega Racana Wiyata Mandala Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut

Disusun oleh:
Nama
: Iis Siti Nurfadilah
NIM
: 12542014
Semester/kelas
: V / 3-B
Program Studi
: Pendidikan Biologi



RACANA WIYATA MANDALA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT

2014








KATA PENGANTAR
Puji dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah kepramukaan dengan judul Aplikasi Dasa Dharma Pramuka dalam Karakter Anak Bangsa. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam pelantikan pramuka pandega Racana Wiyata Mandala di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut.
Semoga makalah yang penulis susun dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Makalah ini tidaklah dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga semua pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang laur biasa dari Allah SWT. Amiin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan observasi ini.


Garut, 17 September 2014.

Penulis,










DAFTAR ISI

  Halaman

JUDUL ..............................................................................................        i
KATA PENGANTAR......................................................................          ii
DAFTAR ISI .........................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................   1
A.    Latar Belakang...................................................................................         1
B.     Tujuan Penulisan ...............................................................................         2
C.     Manfaat Penulisan .............................................................................         2
BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................       3
A.    Dasa Dharma Pramuk dan Karakter ..................................................         3
B.     Penjelasan masing-masing Poin Dasa Dharma.....................................         4
BAB III. PENUTUP ............................................................................     26
A.    Simpulan ............................................................................................       26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................     27







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dasadharma sebagai ketentuan moral untuk setiap anggota gerakan pramuka merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah lagu yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan. sebagai tuntunan moral dasa darma merupakan sebuah pegangan hidup bagi seorang pramuka dalam melakukan sesuatu tindakan dan kreatifitas dalam lingkungan sekitarnya. Usaha pendidikan dalam Gerakan pramuka akan lebih bertepat guna apabila anak didik memperoleh tuntunan, teladan, dan personifikasi identifikasi (tokoh yang diidamkan) dari lingkungannya, lingkungan yang paling baik dan dekat adalah pembinanya, kemudian andalannya. merupakan sebuah solusi demi menciptakan kader pramuka yang berakhlak mulia dan mampu menguasai teknologi serta memiliki prestasi yang patut di banggakan. Melalui kode moral pramuka yaitu Dasa Dharma Pramuka maka disanalah terciptanya pembelajaran karakter anak bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa gerakan pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Penulisan makalah ini selanjutnya akan mengupas mengenai “Aplikasi Dasa Dharma Pramuka dalam Karakter Anak Bangsa”.

B.     Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari dilakukannya penyusunan makalah ini adalah agar dapat mengaplikasikan karakter yang tertuang dalam Dasa DharmaPramuka ke dalam kehidupan bermasyarakat.

C.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Penulis
Penulis dapat lebih memahami makna atau karakter yang tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka untuk selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih mengaplikasikan karakter yang tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka ke dalam kehidupan bermasyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Dasa Dharma Pramuka dan Karakter
                        Dasadharma merupakan sebuah ketentuan moral bagi setiap anggota gerakan gramuka serta merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah lagu yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan. sebagai tuntunan moral dasa dharma merupakan sebuah pegangan hidup bagi seorang pramuka dalam melakukan sesuatu tindakan dan kreatifitas dalam lingkungan sekitarnya. Dampak teknologi informasi dan komunikasi yang tanpa filter akan mampu merusak, akhlak seorang pramuka itu sendiri. Salah satu modal dalam penguasaan teknologi Informasi dan Komunikasi seorang pramuka harus memiliki iman, takwa dan akhlak yang mulia sehingga akan tercipta anggota pramuka yang prestasinya dapat dibanggakan namun akhlaknya terpuji di mata masyarakat.
Dasadharma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikrar, ungkapan kata hati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat  menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Kepedulian dan kebersamaan itu tidak hanya diterapkan didalam organisasi saja tetapi pramuka diharapkan bisa mengaplikasikan kode etnik pramuka yaitu “Dasa Dharma” di kehidupan sehari-hari. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. 

B.     Penjelasan Masing-Masing Poin Dasa Dharma
Dasa dharma pramuka. Pramuka itu:
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.      Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih saying sesame manusia
3.      Patriot yang sopan dan ksatria
4.      Patuh dan suka bermusyawarah
5.      Rela menolong dan tabah
6.      Rajin, trampil, dan gembira
7.      Hemat, cermat, dan bersahaja
8.      Disiplin, berani, dan setia
9.      Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10.  Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Adapun rincian dari dasa dharma tersebut adalah:
1.      Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang MahaEsa
Seperti yang  tercantum di dalam Trisatya mengenai penjelasan dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadharma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa “di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada  di dalam Dasadharma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya, atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan.
Adapun pengertian takwa bertahan, luhur, berbakti,  mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
·         Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
·         Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
·         Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu.
Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya. Selain daripada itu, dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
Esa= satu/tunggal maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan. “Tiada Tuhan selain Allah”. Berbicara  tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak. Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi  cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya, akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan  oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan   Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais). Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain. Sebagai contoh sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Jika anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan. Selain itu karakter yang diharapkan dari Poin ini adalah denuntun anak untuk melaksanakan ibadah, menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama, menghormati orang beragama lain, menyelenggarakan cermah keagamaan, serta menghormati orang tua.
2.      Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun. Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Maka sudah wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah,  pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa. Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
Dharma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila, adapun pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·         Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.
·         Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping  itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia. Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang MahaEsa.
3.      Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi dharma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya. Dharma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga. Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
·         Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
·         Mengenal  nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
·         Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
·         Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
·         Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
·         Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar serta membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
·         Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.

4.      Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat. Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·         Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku.  Misalnya, setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
·         Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
·         Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak.
·         Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.

5.      Darma kelima: Rela menolong dan tabah
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima. Pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·         Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
·         Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
·         Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
·         Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..

6.      Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas. Setiap manusia harus berupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik. Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap positif, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan. Adapaun pelaksanaannya dalam kehidupan adalah:
·         Biasakan membaca buku yang baik.
·         Biasakan untuk membuaat karya tulis.
·         Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
·         Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar.
·         Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
·         Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
·         Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
·         Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu   terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
·         Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
·         Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
·         Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
·         Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
·         Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
·         Bergembiralah dalam tiap usaha.
·         Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
·         Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
·         Latih terus-menerus.
·         Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
·         Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
·         Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
·         Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.

7.      Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
Bersahajaberarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.


Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan adalah:
·         Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
·         Tidak ceroboh.
·         Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
·         Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
·         Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan.
·         Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
·         Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
·         Pengguna air tidak terbuang percuma.
·         Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
·         Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
·         Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
·         Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
·         Membiasakan untuk menabung
·         Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana.


8.      Darma kedelapan: Disiplin,  berani dan  Setia
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan. Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan,  seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi. Pelaksanaannya  dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·         Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri (self disiplin).
·         Mentaati peraaturan.
·         Menjalani ajaran dari ibadah agama,
·         Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
·         Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.

9.      Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya    
Bertanggungjawab ialah pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya:
·         Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
·         Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan  dengan penuh rasa tanggungjawab.
·         Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
·         Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya. Sedangkan yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya. Misalnya:
·         Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
·         Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
·         Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
·         Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
·         Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.

10.  Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”. Pelaksanaannya dalam kehidupan adalah:
·         Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
·         Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri  aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
·         Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri  dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
·         Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
·         Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya
Salah satu upaya dalam membendung arus globalisasi adalah dengan mempersiapkan benteng dan filter yang sangat kuat yaitu iman dan takwa. salah satunya adalah Dasa Darma Pramuka harus di pahami dan di amalkan oleh seorang pramuka sebagai kunci dan pedoman hidup bagi seorang pramuka dimana di dalam terkandung berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, beragama dan lingkungan sekitar. ketika ke sepuluh poin dalam dasa darma tersebut dapat dipatuhi oleh seorang pramuka insya allah akan menjadi sebuah filter dan benteng yang sangat kuat dalam membendung arus globalisasi yang begitu besar hingga mewujudkan gerakan pramuka yang berakhlak mulia dan berprestasi dalam berbagai bidang serta mampu menjadi panutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.







BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. (tercantum dalam Dalam UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka). Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar