APLIKASI DASA DHARMA PRAMUKA DALAM
KARAKTER ANAK BANGSA
MAKALAH
Diajukan
sebagai salah satu persyaratan dalam pelantikan pramuka pandega Racana Wiyata
Mandala Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut
Disusun
oleh:
Nama
|
:
Iis Siti Nurfadilah
|
NIM
|
:
12542014
|
Semester/kelas
|
:
V / 3-B
|
Program
Studi
|
:
Pendidikan Biologi
|
RACANA WIYATA MANDALA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah kepramukaan dengan judul
Aplikasi Dasa Dharma Pramuka dalam Karakter Anak Bangsa. Makalah ini disusun
sebagai salah satu persyaratan dalam pelantikan pramuka pandega Racana Wiyata
Mandala di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut.
Semoga makalah yang penulis susun dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Makalah ini tidaklah dapat terwujud
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Semoga semua pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang
laur biasa dari Allah SWT. Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya laporan observasi ini.
Garut, 17
September 2014.
Penulis,
|
DAFTAR
ISI
Halaman
JUDUL
.............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
C. Manfaat
Penulisan ............................................................................. 2
BAB
II. PEMBAHASAN ................................................................... 3
A. Dasa
Dharma Pramuk dan Karakter .................................................. 3
B. Penjelasan
masing-masing Poin Dasa Dharma..................................... 4
BAB
III. PENUTUP ............................................................................ 26
A. Simpulan
............................................................................................ 26
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dasadharma sebagai ketentuan moral untuk setiap
anggota gerakan pramuka merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah lagu yang
berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan.
sebagai tuntunan moral dasa darma merupakan sebuah pegangan hidup bagi seorang
pramuka dalam melakukan sesuatu tindakan dan kreatifitas dalam lingkungan
sekitarnya. Usaha pendidikan dalam Gerakan pramuka akan lebih bertepat guna
apabila anak didik memperoleh tuntunan, teladan, dan personifikasi identifikasi
(tokoh yang diidamkan) dari lingkungannya, lingkungan yang paling baik dan
dekat adalah pembinanya, kemudian andalannya. merupakan sebuah solusi demi menciptakan
kader pramuka yang berakhlak mulia dan mampu menguasai teknologi serta memiliki
prestasi yang patut di banggakan. Melalui kode moral pramuka yaitu Dasa Dharma
Pramuka maka disanalah terciptanya pembelajaran karakter anak bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa gerakan pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota
masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Penulisan
makalah ini selanjutnya akan mengupas mengenai “Aplikasi Dasa Dharma Pramuka dalam Karakter Anak Bangsa”.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari dilakukannya penyusunan
makalah ini adalah agar dapat mengaplikasikan karakter yang tertuang dalam Dasa
DharmaPramuka ke dalam kehidupan bermasyarakat.
C.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Penulis
Penulis dapat lebih
memahami makna atau karakter yang tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka untuk
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Bagi
Pembaca
Dengan adanya makalah ini,
diharapkan pembaca dapat lebih mengaplikasikan karakter yang tertuang dalam
Dasa Dharma Pramuka ke dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Dasa
Dharma Pramuka dan Karakter
Dasadharma
merupakan sebuah ketentuan moral bagi setiap anggota gerakan gramuka serta
merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah lagu yang berisi nilai-nilai yang
harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan. sebagai tuntunan moral dasa dharma
merupakan sebuah pegangan hidup bagi seorang pramuka dalam melakukan sesuatu
tindakan dan kreatifitas dalam lingkungan sekitarnya. Dampak teknologi
informasi dan komunikasi yang tanpa filter akan mampu merusak, akhlak seorang
pramuka itu sendiri. Salah satu modal dalam penguasaan teknologi Informasi dan
Komunikasi seorang pramuka harus memiliki iman, takwa dan akhlak yang mulia
sehingga akan tercipta anggota pramuka yang prestasinya dapat dibanggakan namun
akhlaknya terpuji di mata masyarakat.
Dasadharma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah
laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikrar, ungkapan kata hati).
Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan
pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang
bermanfaat dalam tata kehidupan. Pendidikan kepramukaan merupakan proses
pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan
yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di
alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan
MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Berbagai aktifitas yang
menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka
untuk membentuk karakter diri individu. Kepedulian dan kebersamaan itu tidak
hanya diterapkan didalam organisasi saja tetapi pramuka diharapkan bisa
mengaplikasikan kode etnik pramuka yaitu “Dasa Dharma” di kehidupan
sehari-hari. Dasadarma yang
berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya
(janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka
pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi
dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
B.
Penjelasan
Masing-Masing Poin Dasa Dharma
Dasa
dharma pramuka. Pramuka itu:
Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta
alam dan kasih saying sesame manusia
3. Patriot
yang sopan dan ksatria
4. Patuh
dan suka bermusyawarah
5. Rela
menolong dan tabah
6. Rajin,
trampil, dan gembira
7. Hemat,
cermat, dan bersahaja
8. Disiplin,
berani, dan setia
9. Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya
10. Suci
dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Adapun
rincian dari dasa dharma tersebut adalah:
1. Darma
pertama: Takwa kepada Tuhan Yang MahaEsa
Seperti yang tercantum di dalam Trisatya mengenai
penjelasan dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam
Dasadharma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa “di dalam Trisatya,
ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau
dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam
Dasadharma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya, atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu
merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma
adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma
bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan.
Adapun pengertian takwa bertahan, luhur,
berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela,
hati-hati, terpelihara, dan lain-lain. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan
kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa
Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah
keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat,
Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag
Mahaesa, yaitu:
·
Bertahan
terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari
dorongan hawa nafsu.
·
Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
·
Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung
itu.
Dari segi kemanusiaan (akal budi),
Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi
sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau
sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan
apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya. Selain
daripada itu, dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui
firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia
adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan
menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau
menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang
semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat
yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan
berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat
Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini,
terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan.
Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan
yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa.
Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada
Tuhan itu.
Esa= satu/tunggal maksudnya bukanlah
“satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat
dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan. “Tiada
Tuhan selain Allah”. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada
Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti,
dan akhlak. Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh
jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap
sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan
Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas
terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang
Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan
berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau
terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara
sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf,
memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia
mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang
baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup
belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya, akhlak terhadap sesame
makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri
meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab,
menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki,
loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri
mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu
menyesuaikan diri.
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka
yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak
luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila,
maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu
diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret
dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang diimani dari agama
dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang
nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan
ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan
bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang
pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak
caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan
kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan,
tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya
manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais). Segala macam
ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera
dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup
anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari
takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai contoh sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan
lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan
seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur
orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia
bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap
sesamanya. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan
dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai
kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah
dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Jika anak sudah
dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang
baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame
manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada
takwanya kepada Tuhan. Selain itu karakter yang diharapkan dari Poin ini adalah
denuntun anak untuk melaksanakan ibadah, menyelenggarakan peringatan-peringatan
hari besar agama, menghormati orang beragama lain, menyelenggarakan cermah
keagamaan, serta menghormati orang tua.
2. Darma
kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan seluruh alam semesta
yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi,
alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan
manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola,
dimanfaatkan, dan dibangun. Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal
budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut
mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Maka sudah wajar dan pantaslah Pramuka,
secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan
perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan
flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang
kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi
mendatang. Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir
dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan
menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau,
serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia
dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia.
Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat
di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain
maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan
demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun
antar bangsa. Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik
dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena
masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral.
Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian
dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak
yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki
sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying.
Dharma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari
Pancasila, adapun pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·
Membawa
peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai
jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
·
Begitu
pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan
sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
Kasih sayang sesama manusia tidak
lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati
sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara
lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak
sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia. Siapa
pun yang kita kenal dan kita dekati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam
dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat
dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat
yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang
MahaEsa.
3. Darma
Ketiga : Patriot yang sopan dan
ksatria
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga
Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik,
berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku
yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah
dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Ksatria adalah
orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan,
sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian,
kejujuran, dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi dharma ini, bersma-sama dengan
warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan
tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya. Dharma ini adalah tuntunan
untuk mengamalkan Pancasila ketiga. Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
·
Membiasakan
dan mendorong anggota Pramuka untuk menghormati dan memahami serta menghayati
lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
·
Mengenal nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah
tamah, religious, dan lain-lain.
·
Mencintai
bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
·
Mengerti,
menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
·
Mengenal
adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
·
Mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela
yang lemah dan yang benar serta membiasakan diri berani mengakui kesalah dan
membenaarkan yang benar.
·
Menghormati
orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma
keempaat: Patuh dan suka
bermusyawarah
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah
disepakati dan ditentukan. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang
menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari
sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang
menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam
pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi. Darma adalah tuntunan untuk
mengamalkan Pancasila keempat. Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan
sehari-hari adalah:
·
Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan
mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, setia mengikuti latihan
membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
·
Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
·
Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak.
·
Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan
berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma
kelima: Rela menolong dan tabah
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa
memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan
perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud,
agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu
merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi. Tabah atau ulet adalah suatu
sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya
akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu. Darma ini
adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima. Pelaksanaannya dalam
kehidupan sehari-hari adalah:
·
Membiasakan
diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
·
Membantu
menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
·
Memberi
tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
·
Membiasakan
secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di
rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma
keenam : Rajin, terampil, dan
gembira
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk
mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu
berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu
tertib melaksanakan tugas. Setiap manusia harus berupaya untuk dapat berdiri di
atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan
keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan
hasil yang baik. Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan
bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan
bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan,
dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan
motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia
harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai
bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap positif,
optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana
gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan
kegiatan dan bahkan rasa keberanian. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu
diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan. Adapaun pelaksanaannya dalam
kehidupan adalah:
·
Biasakan
membaca buku yang baik.
·
Biasakan
untuk membuaat karya tulis.
·
Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
·
Tentukan
jadwal harian yang tetap untuk belajar.
·
Belajar
selama dua jam sehari adalah layak.
·
Atur
kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan
Pramuka.
·
Membiasakan
untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
·
Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan
selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
·
Biasakan
bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
·
Jangan
terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
·
Hargai
dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
·
Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
·
Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
·
Bergembiralah
dalam tiap usaha.
·
Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
·
Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
·
Latih
terus-menerus.
·
Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
·
Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
·
Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
·
Laksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi
lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu
secara tepat menurut kegunaannya. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha
memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri
sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan
berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha
social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi)
menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat
berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap
lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri
(introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa
waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan
mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas,
terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia harus
berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
Bersahajaberarti, sederhana
kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi
kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan
untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri
dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan,
Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang
sebenarnya.
Adapun pelaksanaannya dalam kehidupan
adalah:
·
Menggunakan
waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
·
Tidak
ceroboh.
·
Bertindak
dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan
jahat dari luar.
·
Sadar
akan dirinya sebagai suatu pribadi.
·
Berpakaian
yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan.
·
Meneliti
sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam
pelaksanaannya.
·
Penggunaan
listrik (siang hari dimatikan).
·
Pengguna
air tidak terbuang percuma.
·
Memeriksa
pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
·
Menggunakan
uang jajaan dengan hemat.
·
Membiasakan
anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
·
Memberi
anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
·
Membiasakan
untuk menabung
·
Bekerja
berdasarkan manfaat dan rencana.
8. Darma
kedelapan: Disiplin, berani
dan Setia
Disiplin dalam pengertian yang luas
berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan. Dalam
pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri. Berani
adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah
dan tantangan. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan. Dengan
demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah,
ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang
harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi. Pelaksanaannya
dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·
Berusaha
untuk mengendalikan dan mengatur diri (self disiplin).
·
Mentaati
peraaturan.
·
Menjalani
ajaran dari ibadah agama,
·
Belajaaar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
·
Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma
kesembilan: Bertanggungjawab dan
dapat dipercaya
Bertanggungjawab ialah pramuka itu
bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun
tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat
dan keluarga misalnya:
·
Segala
sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
·
Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh
rasa tanggungjawab.
·
Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakannya,
·
Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang
dicari-cari,
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu
tanggungjawab yang besar kepadanya. Sedangkan yang dimaksud dengan dapat
dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun
perbuatannya. Misalnya:
·
Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap
anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan
lain-lain.
·
Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
·
Apabila
ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
·
Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang
tahu atau yang mengawasinya.
·
Selalu
menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka
menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma
kesepuluh : Suci dalam pikiran
Perkataan dan perbuatan
Seorang Pramuka dikatakan matang
jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku
yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci dalam pikiran berate
bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi
baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah
yang tidak baik. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu
benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng
lain. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang
suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar
untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
Dengan selalu melakukan pikiran,
perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran
menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan
beragamanya…”. Pelaksanaannya dalam kehidupan adalah:
·
Seorang
Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
·
Seorang
Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan
diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari
perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang
lain.
·
Seorang
Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat.
·
Setiap
Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu
beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan
Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
·
Usaha
agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya
Salah
satu upaya dalam membendung arus globalisasi adalah dengan mempersiapkan
benteng dan filter yang sangat kuat yaitu iman dan takwa. salah satunya adalah
Dasa Darma Pramuka harus di pahami dan di amalkan oleh seorang pramuka sebagai
kunci dan pedoman hidup bagi seorang pramuka dimana di dalam terkandung
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, beragama dan lingkungan sekitar. ketika
ke sepuluh poin dalam dasa darma tersebut dapat dipatuhi oleh seorang pramuka
insya allah akan menjadi sebuah filter dan benteng yang sangat kuat dalam
membendung arus globalisasi yang begitu besar hingga mewujudkan gerakan pramuka
yang berakhlak mulia dan berprestasi dalam berbagai bidang serta mampu menjadi
panutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan
kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak
mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi
tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak
asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan,
antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyelenggara
pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian
generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global. (tercantum dalam Dalam UU No.12 Tahun
2010 Tentang Gerakan Pramuka). Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya
diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota
masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
Daftar Pustaka
http://almaidascout.wordpress.com/2009/04/14/dasa-darma-sebagai-panutan-akhlak-seorang-pramuka/
[Diakses tanggal 14 September 2014].
http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=391&Itemid=110#.VBqPmuOSy1E
[Diakses tanggal 14 September 2014].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar